Pagi ini aku harus pergi ke Rumah Sakit Busan seperti biasa untuk menziarahi ibu, sudah beberapa hari ini ibu harus dirawat di Rumah sakit, kerana sakit paru-paru yang diidapnya. Perjalananya tidak akan memakan masa yang lama, hanya satu jam dari rumahku jika ditempuh dengan bas bandar. Aku hanya tinggal berdua dengan ibu, ayah sudah meninggal sejak aku masih kecil. Bertahun-tahun ibuku menjadi buruh kilang, hingga aku mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah dasar tahun lalu, aku menyuruh ibu untuk berhenti bekerja kerana keadaan kesihatan ibu yang makin memburuk. Ibu sering batuk dan beberapa kali muntah darah, setelah aku membuat pemeriksaan kesihatan ibu, doktor menghukum ibu mengidap penyakit paru-paru akut.
Dan hari itu, aku sangat ketakutan, aku mencari ibu yang sedang pengsan di kamarnya, aku akan membawa ibu ke rumah sakit dan doktor menyarankan agar ibu menjalani rawat inap.
Pagi ini aku membawakan sup ayam kesukaan ibu, aku memasaknya sejak pagi-pagi tadi, hari minggu seperti ini aku punya banyak masa untuk menemani ibu di Rumah sakit. Penuh semangat aku memasuki halaman Rumah Sakit, dan tiba-tiba seorang laki-laki menabrakku hingga berisi kuih makananku jatuh dan sup ayam yang akan kuberikan pada ibu mengenai pakaiannya,
"Eh ,, kau boleh lihat-lihat nggak sih .. !!" dia memandang geram padaku, aku tak kalah geram, dia yang menabrakku, jadi aku yang harusnya marah,
"Kamu ini ,, udah salah, malah menyalahkan ,,, !! Kau harus ganti sup ku ,, !! "
"Kau gila ya, pakaian ini mahal, kau harus menggantinya," Ia menunjuk saman yang sedang dipakainya. Aku memandang pakaianya, memang pakaian itu kelihatan mahal, tapi aku tidak boleh kalah darinya, sup buatanku lebih berharga daripada pakaian tidak masuk akal itu.
"Kau takkan boleh menggantikannya kan ,, Dasar ... !!" katanya lagi,
"Hei ,, kau jangan seenaknya bicara ya ,," belum selesai aku bicara, dia sudah pergi meninggalkan aku, aku geram sekali padanya, kuambil berisi kuih yang jatuh dan kulemparkan ke kepalanya,
"Awwwwww ,,," teriaknya kesakitan,
Aku berlari secepatnya, aku tak ingin berisi kuih itu kembali ke arah saya, saya hanya mendengar teriakanya, "Dasar ,, kau wanita gila ,,, !!!"
000 --- 000
Aku sedih sekali tidak boleh membawakan sup ayam kesukaan ibu hari ini, padahal aku sudah susah payah memasak, tapi semua berantakan gara-gara laki-laki tadi. Ibu tersenyum menyambut kedatangan aku, keadaan ibu sudah mulai membaik, namun doktor tetap menyarankan rawatan intensif untuk ibu, dan aku menyetujuinya, aku ingin ibu benar-benar sihat seperti dulu.
"Apa yang mebuatmu sedih Yuri?" Tanya ibu apabila melihat aku masuk ke kamarnya dengan wajah kusut,
"Tidak, aku kecewa kerana hari ini aku belum boleh membawakan ibu sup ayam, sebenarnya aku sudah membawakan sup ayam untuk ibu, namun semua tumpah gara-gara ulah Tuan guaman," jawabku sangat kesal pada lelaki tadi yang kini aku beri gelaran Tuan Jas, kerana dia lebih mementingkan guaman konyolnya itu,
"Tuan Jas ,, ?? Siapa dia? "
"Laki-laki yang lebih mementingkan guaman jeleknya dari pada apa-apa jua ,," kataku kesal.
000 --- 000
Aku harus mendapatkan pekerjaan sampingan selain bergantung kepada gaji dari pekerjaan saya, ibu memerlukan banyak kos di Rumah sakit. Ketika aku hendak keluar dari laman sekolah tempatku mengajar, tiba-tiba ada seorang wanita memanggil saya, ternyata Nyonya Son Ye Jin, dia adalah salah satu orang tua dari muridku, Yeoh Li Jin namanya.
"Maaf Bu Yuri, saya ingin bercakap dengan anda?" Katanya ketika mendekatiku,
"Silahkan, Mari kita duduk disana agar lebih selesa," aku mengajaknya duduk di sebuah bangku di taman sekolah,
"Begini, ibu tahu sendiri kan bagaimana tertutupnya Yeoh sejak kematian ayahnya setahun silam, hanya dengan beberapa orang saja dia mau membuka diri dan tertawa, .." aku boleh melihat Nyonya Son yi begitu menahan air matanya,
"Yeoh hanya mau membuka diri pada bapa saudara kesayanganya dan kepada anda, saya ingin anda menolong Yuri untuk belajar tambahan di rumah, dan mengajaknya bermain agar diirnya tak larut dalam kesedihan," katanya lagi,
"Saya ..?"
"Ya Bu Yuri, setiap waktu dia selalu menceritakan anda, saya dan bapa saudaranya sangat senang sekali apabila Yuri menceritakan tentang anda, wajahnya terlihat bahagia,"
"Yeoh juga sering menceritakan tentang pamanya yang hebat, bapa saudara yang selalu membuat Yeoh tertawa terbahak-bahak ketika ia menceritakannya," kataku sambil membayangkan wajah anak perempuan comel yang baru berusia lapan tahun itu,
"Ya, dia dekat sekali dengan bapa saudaranya, mungkin ia sudah menganggap pamanya sebagai pengganti ayahnya. Jadi bagaimana, apa Bu Yuri mau memberi pelajaran tambahan untuk yeoh? "
"Dengan senang hati ,,"
000 --- 000
Awal Pertemuan
Hari ini hari pertama saya mengajar di kediaman Yeoh Li Jin, rumahnya sangat megah, datuk Yeoh merupakan salah satu orang terpandang di Busan, dan keluarganya terkenal sangat baik hati dan ramah. Ibunya menyambut saya dengan suka cita, bahkan Yeoh langsung menggelayut manja di gendonganku.
Aku menghabiskan banyak masa dengan Yeoh waktu itu, kami belajar dan bermain bersama. Datuk, nenek, dan bapa saudara Yeoh sedang tidak ada di rumah, kata Yeoh mereka sedang makan malam di luar.Tak lama kami belajar, tiba-tiba loceng pintu berbunyi nyaring, Yeohlangsung berlari untuk membukakan pintu, ternyata yang datang adalah datuk dan nenek Yeoh, aku langsung berdiri untuk menyambut kedatangan mereka berdua,
"Anda pasti ibu guru Yeoh yang hebat itu ya?" Kata Datuk Yeoh ramah,
"Anda terlalu berlebihan Tuan, saya hanya guru biasa,"
"Tidak ,,, Yeoh selalu bersemangat menceritakan tentang anda, sungguh senang sekali jika anda menjadi sebahagian keluarga kami," sahut nenek Yeoh dengan senyum yang selalu ada di ujung bibirnya,
Aku hanya tunduk untuk mengucapkan terima kasih atas pujian mereka, saat aku hendak kembali mengajar Yeoh, ternyata ada seorang laki-laki muda yang tiba-tiba masuk,
"Pamaannnn ,,," Jerit Yeoh senang, dan memeluk erat laki-laki yang ada di depannya. Aku melihat dengan teliti, dan ternyata bapa saudara Yeoh adalah Tuan Jas yang tidak tahu sopan santun itu. Aku berusaha menahan keterkejutanku, aku juga boleh melihat dari matanya yang melakukan perkara yang sama, pasti ia juga sangat terkejut melihat saya ada disini.
000 --- 000
Sudah beberapa hari ini aku mengajar Yeoh di rumahnya. Ibu membenarkan saya untuk mengambil pekerjaan tambahan ini, kerana ibu juga tahu jika bayaran di rumah sakit tak sedikit, aku ingin melakukan banyak hal untuk ibu. Segalanya ....
Selama aku di rumah Yeoh, sering sekali aku bertemu dengan Tuan Jas, sekarang aku tahu namanya, Kim Young Jin. Yeoh biasa memanggilnya Pak Cik Kim. Ternyata ia tak sekasar aku sangka, walaupun kami saling diam dan tak pernah bercakap sepatah kata pun, aku boleh menilai jika dia adalah laki-laki yang baik dan penyayang, ia sangat menyayangi Yeoh.
Hari ini aku sudah sampai di rumah Yeoh, tapi aneh Yeoh tidak menyambut saya seperti biasa, kata pembantu yang membukakan pintu, Yeoh sedang pergi bersama ibunya, aku disuruh menunggu di kamarnya saja, aku pun terus pergi ke bilik Yeoh, saat ku buka pintu ternyata ada Tuan guaman disana yang sedang duduk memandang foto Yeoh,
"Maaf ,," kataku perlahan sambil kembali melangkah keluar dan akan menutup pintu,
"Hei tunggu ,, masuklah aku ingin bercakap dengan kamu,"
Aku tak faham apa yang akan dia bicarakan, tapi aku menurut saja, aku duduk di salah satu sofa di bilik itu, dan aku membiarkan pintu bilik terbuka,
"Aku ingin kau kahwin dengan saya," katanya ringkas dan tiba-tiba,
"Apaa? Kau tidak punya otak ya, bagaimana kau bisa melamar seorang wanita dengan cara seperti itu !! "Bentakku kasar,
"Kamu nggak usah terlalu percaya diri, aku hanya mengajakmu kahwin kontrak saja, memahami ,, !!!"
"kahwin kontrak?" Aku masih belum mengerti apa yang ia katakan,
"Iya ,, orang tuaku sangat menggagumimu, dan berharap aku mekahwinimu, kerana menurut mereka kau bu guru yang hebat, walau menurutku kau biasa saja, kau melakukan itu semua kerana kau memang butuh wang kan,"
"Kau ,,, !!" Aku sedih sekali mendengar hinaan Kim, namun tak tahu kenapa kaki saya rasanya sukar beranjak dari sana, "Kau tak berhak menghinaku ,, !!" bentakku kemudian,
"Ya maaf, tapi aku tahu kau sedang kesulitan wang, kau butuh kos banyak kan untuk ibu yang sedang sakit," ia melangkah mendekatiku. Aku tidak tahu dari mana dia tahu soal bayaran ibu,
"Dari mana kau tahu?"
"Kau kira aku akan diam saja sama wanita gila yang sudah menimpukku dengan berisi kuih, aku mengikutimu waktu itu, dan ternyata ketika itu kau sedang bercakap serius dengan doktor, dan dari perbualan kalian aku tahu kau sedang kesulitan wang,"
Aku hanya diam menunduk, aku tahu semua yang dia katakan tentang ibu memang benar,
"Aku memang memerlukan banyak wang, namun aku baik dengan Yeoh, kerana aku memang sayang padanya, bukan kerana sekadar pekerjaanku semata," kataku tegas, "Apa yang kau inginkan dariku?" Tanyaku kemudian,
"Aku hanya ingin kau menandatangani surat kontrak ini, selepas itu aku akan membiayai semua kos rumah sakit dan rawatan ibu kamu, lalukita berkahwin. Kemudian setelah kita berkahwin, kita akan bercerai ketika kedua orang tuaku pindah ke Seoul. Tenang saja, waktunya tidak akan lama, mungkin hanya butuh tiga bulan, untuk menjalankan sandiwara ini, bagaimana? "
Aku tak menjawab pertanyaanya, aku langsung merebut surat kontrak itu dan menandatanganinya. Aku sangat sedih sekali namun aku lakukan ini semua demi ibu, aku harus mendapatkan banyak wang dalam masa terdekat ini, agar ibu cepat keluar dari Rumah Sakit. Serahkan surat yang sudah aku tanda tangani itu pada Kim.
"Yup ,, bagus ,,," Kim tersenyum sinis ke arah saya, aku terus pergi meninggalkannya, hari ini aku tidak ingin bertemu siapapun. Aku ingin menangis ....
000 --- 000
Berita Perkahwinan
Ibu sudah keluar dari Rumah sakit, keadaanya juga bertambah baik. Berita perkahwinan saya menyebar cepat, semua orang bahagia termasuk ibu saya dan keluarga besar Kim, tidak denganku tidak pula dengan Kim menurut saya, kerana kami hanya bersandiwara.
Tengah hari itu aku sedang sibuk menyiapkan soal ujian untuk anak-anak sekolah di ruang kerja saya di rumah Kim. Tiba-tiba Kim masuk tanpa mengetuk pintu,
"Apa kau tak boleh mengetuk pintu?" Tanyaku ketus tanpa mengalihkan pandangan dari buku-buku di hadapanku,
"Kenapa kau kesal sekali, sebentar lagi kan kita akan berkahwin," katanya ringan sambil meletakkan hidangan roti sandwich di meja kerjaku,
"Hanya pura-pura Kim, dan kau singkirkan rotimu itu ,, aku sudah kenyang,"
"Itu yang membuatkan aku suka dengan kamu ,," ia menghentikan ucapanya tiba-tiba
"Apa ,,?"
"Ooh ,, tidak maksudku kau ini lucu ,," katanya lagi, aku tahu dia mengalihkan ucapannya, aku tadi mendengar sekali dia suka padaku, tapi benarkah ??
"Aku ingin kau menyuapiku," katanya ringkas,
"Apa ,,, ?? kau kan punya tangan, dan kau bukan anak kecil Kim, kau boleh makan sendiri,"
Kim tidak mendengar ucapanku, dia malah memaksa aku berdiri dari kerusi dan sekarang ganti dia yang duduk di kerusi,
"Aaaaa ..." Kim membuka mulutnya, namun aku tetap tidak bergerak, aku menggeleng.
"Baik aku akan batalkan kontrak ini, dan kau harus lunasi hutangmu, jika tidak boleh kau akan masuk penjara,"
"Tapi itu kan tidak ada dalam kontrak Kim,"
"Semua boleh saja ada, aku yang berkuasa,"
Uughh ,, aku kesal sekali melihat mukanya, namun aku juga gembira apabila dia mengatakan dia suka padaku, tapi benarkah? Ingin rasanya aku mendengarnya lagi, hanya untuk memastikan pendengaranku. Oh ,, tidak apa aku sudah mula jatuh cinta padanya ??
"Hei ,, kenapa kau tambah senyum-senyum sendiri?" Tanyanya heran ..
"Ah ,, iya maaf ,, ayo buka mulutmu !!" aku menghulurkan potongan sandwich di depan mulutnya. Kim menggeleng ..
"Kenapa kau begitu, tadi kau minta disuapi ..?"
"Tidak ,, kalau kau boleh pujuk aku, bermakna kau memang guru yang hebat," katanya dan setelah itu ia menutup rapat mulutnya, Aku boleh melihatnya menahan senyum kerana mengusik saya, jujur baru kali ini aku melihat Kim tersenyum dan itu manis sekali ...
"Baik ,, kalau itu maumu ,,," Aku geli perut Kim, hingga ia merasa geli, kami pun ketawa bersama-sama, Kini ganti Kim yang mengelitikku sehingga kami berdua terjatuh, hidung Kim tepat ada di hujung hidungku, kami sangat dekat, dan aku takut Kim mendengar jantungku yang kini berdebar kencang,
"Oh ,, maaf apa aku mengganggu ??" kata Kak Son yi, yang tiba-tiba masuk, kerana pintu bilik kerjaku memang terbuka,
"Oh ,, tidak ,, tidak ,," Kataku cepat sambil menyingkirkan badan Kim begitu saja, sehingga ia terjatuh ke lantai,
"Aduuh .." rintihnya pelan,
Kak Son yi, tersenyum melihat kami berdua, aku malu sekali, kerana apa yang dilihatnya tidak seperti yang dia kira.
000 --- 000
Hari Perkahwinan
Hari perkahwinan tiba, aku tidak boleh merasakan bahagia, kerana ini hanya sandiwara, dan semua akan berlalu. "Maafkan aku Bu," kataku dalam hati saat aku melihat ibu selalu tersenyum bahagia kerana melihat saya akan berkahwin hari ini.
"Kau cantik sekali Nak,"
"Terima kasih Bu,"
Tiba-tiba ibu terbatuk, aku akan mengambilkan ibu minum di dapur, aku sedikit terburu-buru, dan baju pengantinku yang terlalu panjang membuat aku tersandung, dan tiba-tiba ,,
"Huupp ,,," Kim menarik badanku agar aku tak terjatuh, kami bertatap muka kembali, dan sangat dekat,
"Maaf ,,," kataku lirih,
"Kau cantik sekali," Kim memandangku lekat, aku akan melepaskan badanku dari genggaman Kim,
"Apa aku boleh membatalkan kontrak ini, akan lebih baik mungkin jika aku dipenjara, daripada aku harus membohongi Ibu," aku menutup muka saya, dan tiba-tiba aku menangis,
"Apa maksud kamu?"
"Aku tidak ingin menjalani kahwin kontrak denganmu Kim, aku tidak boleh menyakiti hati banyak orang yang telah baik padaku, berita perceraian kita nanti akan menjadi luka yang berat bagi mereka, kita tidak boleh mementingkan diri sendiri," kataku separuh berbisik, kerana aku tidak ingin ada yang mendengarnya,
Kim meraih kedua tanganku, ia memegang erat, aku merasakan kehangatan saat ia memegang tanganku,
"Aku akan mekahwinimu dengan sebenarnya Yuri, bukan kerana kontrak, apa kau bersedia?"
"Maksud awak ..?"
Kim mengeluarkan kertas yang ada di poket seluarnya, itu kertas kontrak kami, kim lusuh dan membuangnya di tempat sampah,
"Sudah tidak ada kontrak, apa kau tetap mau mekahwin denganku?" Kali ini Kim bertanya sambil berlutut di hadapanku,
"Benarkah?" Aku masih belum mempercayai apa yang aku lihat,
"Aku mencintaimu Yuri ,,,"
Aku masih menangis, namun kali ini aku menangis bahagia,
"Aku bersedia ,," jawabku penuh senyum, Kim memelukku erat, kami akan berkahwin ,, dan bukan kahwin kontrak. Kami akan bahagia bersama, selamanya !!